Saat rapuh, Al-Quran menguatkanku. Saat tenggelam dalam kelam, Al-Quran menerangiku. Saat hilang akal, Al-Quran menuntunku.
Saat pikiran buntu, Al-Quran memberi percikan ide. Saat tulisan buntu, Al-Quran menuntun penaku.
Saat hidup sampaip dipersimpangan yang sulit, Al-Quran penunjuk arahku. Saat enggan melakukan sesuatu yang harus, Al-Quran menguatkan hatiku, meyakinkanku bahwa aku tidak akan kehilangan hatiku saat aku memberikannya.
Saat melihat gelap, saat tidak tahu apa yang akan aku hadapi, Al-Quran menguatkan keberanian untuk melangkah, menempuh apa yang seharusnya ditempuh.
Saat lelah berbuat baik dan memutuskan ingin istirahat, Al-Quran meyakinkan bahwa istirahat tidak akan menghapus rasa lelahku. Solusinya justru dengan meningkatkan perbuatan baik terus dan terus.
Saat ingin berhenti sejenak menengok ke belakang, Al-Quran mengingatkan tidak perlu aku menyesali, dosa-dosa itu dapat terhapus oleh perbuatan baik.
Dan saat mengingkari nikmat, dan menyesali sesuatu yang terlewat, al-Quran meyakinkan adanya takdir Allah, yang tidak perlu aku khawatirkan.
Saat bingung dan sendiri, Al-Quran menemani dan memberiku gambaran tentang sesuatu.
Saat ingin berhenti berkarya, Al-Quran memberitahukan bahwa pahala mengallir karena seseorang berkarya. Dan aku harus terus melangkah untuk selalu berkarya.
Saat aku menyia-nyiakan waktuku, Al-Quran berbicara padaku dengan surat Al-Ashr (Demi Waktu).
Saat pikiran buntu, Al-Quran memberi percikan ide. Saat tulisan buntu, Al-Quran menuntun penaku.
Saat hidup sampaip dipersimpangan yang sulit, Al-Quran penunjuk arahku. Saat enggan melakukan sesuatu yang harus, Al-Quran menguatkan hatiku, meyakinkanku bahwa aku tidak akan kehilangan hatiku saat aku memberikannya.
Saat melihat gelap, saat tidak tahu apa yang akan aku hadapi, Al-Quran menguatkan keberanian untuk melangkah, menempuh apa yang seharusnya ditempuh.
Saat lelah berbuat baik dan memutuskan ingin istirahat, Al-Quran meyakinkan bahwa istirahat tidak akan menghapus rasa lelahku. Solusinya justru dengan meningkatkan perbuatan baik terus dan terus.
Saat ingin berhenti sejenak menengok ke belakang, Al-Quran mengingatkan tidak perlu aku menyesali, dosa-dosa itu dapat terhapus oleh perbuatan baik.
Dan saat mengingkari nikmat, dan menyesali sesuatu yang terlewat, al-Quran meyakinkan adanya takdir Allah, yang tidak perlu aku khawatirkan.
Saat bingung dan sendiri, Al-Quran menemani dan memberiku gambaran tentang sesuatu.
Saat ingin berhenti berkarya, Al-Quran memberitahukan bahwa pahala mengallir karena seseorang berkarya. Dan aku harus terus melangkah untuk selalu berkarya.
Saat aku menyia-nyiakan waktuku, Al-Quran berbicara padaku dengan surat Al-Ashr (Demi Waktu).